Banyumas – Wilayah Banyumas merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan dengan bencana, baik yang berasal dari alam dan non alam maupun karena tindakan manusia.
Dalam 10 tahun terakhir RSUD Banyumas banyak dilanda bencana baik banjir, gempa maupun kebakaran, terparah Desember 2017 yang menyebabkan sarpras banyak yang terdampak. Hal ini disampaikan oleh dr. Jati Sumilih, Ketua Panitia Pelatihan dan Simulasi Disaster Plan RSUD Banyumas Tahun 2023 dalam sambutannya.
“Kegiatan pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill tentang kebencanaan sedangkan simulasi bencana diadakan untuk mengukur sejauh mana kesiapan petugas” katanya terkait latar belakang kegiatan.
Setelah adanya pelatihan dan simulasi ini, dia berharap penanganan kebencanaan ketika terjadi dapat tepat dan maksimal sehingga dampak bencana dapat diminimalisir.
“Tahun ini kegiatan diikuti oleh 130 peserta yang teridiri dari manajemen, medis, paramedis dan non medis” lapornya.
Kegiatan yang direncanakan dilaksanakan selama dua hari dan diawali pada Jumat (10/11/2023) pagi di Aula Pertemuan RSUD Banyumas Lantai III Gedung Thalasemia ini, dr. Dani Esti Novia sebagai Direktur RSUD Banyumas mengingatkan bahwa simulasi disater plan wajib untuk dilakukan setiap tahun karena bencana tidak pasti datangnya.
“Kalau tidak ada simulasi akan bingung apabila ada bencana sesungguhnya sehingga akan tahu peran serta tugas dan fungsi masing-masing” katanya mengingatkan
Dia juga mengingatkan bahwa kesiapsiagaan sangat diperlukan saat bencana datang sehingga para peserta diminta untuk mengikuti dengan sungguh-sungguh karena salah satunya akan langsung menghadirkan petugas pemadam kebakaran untuk melakukan simulasi.
Setelah pembukaan oleh Direktur para peserta menerima materi dari beberapa narasumber internal dengan metode in class.
Untuk kegiatan di hari kedua besoknya berupa simulasi bencana, baik itu code red (kebakaran), code blue (henti jantung), code green (banjir), code pink (penculikan bayi) dan code brown (kerusuhan massal)
0 Komentar