Penyuluhan Kesehatan Ruang Perina - Tata Cara Penyimpanan dan Pemberian ASI Perah


 

Banyumas - Kegiatan penyuluhan kesehatan oleh Tim PKRS Ruang Perina dengan tema Tata Cara Penyimpanan dan Pemberian ASI Perah    bertempat di Ruang Perinatologi hari Kamis, 15 Februari 2024. Target peserta adalah Keluarga / Penunggu Pasien.


Sebagai moderator adalah Puput Priyatin, AMK yang membuka acara dan menginformasikan rangkaian kegiatan penyuluhan kesehatan pada kali ini.



Fasilitator pada kegiatan penyuluhan kesehatan kali ini adalah Wahyu Setyaningsih, S.Kep.Ns dan Pemberi materi penyuluhan kesehatan adalah Rosita Indah Susanti, A.Md.Kep yang memberikan penjelasan dengan baik dan runtut.


Kegiatan berjalan dengan lancar dan peserta tampak aktif mengikuti kegiatan penyuluhan.


===


MATERI PENYIMPANAN DAN PEMBERIAN ASI PERAH


Air susu ibu perah atau ASIP didapatkan dengan cara memerah ASI dari payudara untuk ditempatkan dalam wadah steril, seperti botol, yang nantinya diberikan kepada bayi. ASI perah umumnya diberikan ketika ibu tidak bersama dengan Si Kecil dalam waktu lama, misalnya saat ibu sedang bekerja di kantor. 


Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada keadaan payudara sangat bengkak, putting sangat lecet, dan pada bayi yang tidak dapat diberikan ASI eksklusif secara langsung. Memerah ASI dapat meningkatkan produksi ASI, jika dilakukan secara rutin. Bila ASI akan diperah secara rutin, dianjurkan menggunakan kantong plastic steril dan didesain untuk menyimpan ASI.


A. TEKNIK MEMERAH ASI

Dapat mengumpulkan ASI dengan tangan menggunakan metoda marmet. Cara ini diyakini lebih aman, merngsang payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI dan hasil perahannya pun lebih banyak.


  1. Sebelum memerah ASI, cuci bersih kedua tangan hingga bagian lengan dengan sabun antiseptik.
  2. Sediakan wadah yang steril untuk menampung ASI perah sebelum dipindahkan ke botol penyimpanan.
  3. Botol penyimpanan ASI bisa terbuat dari botol kaca atau botol plastik keras yang bersifat food grade dan bisa disterilisasikan, juga dapat menggunakan botol minuman kemasan yang terbuat dari kaca, tetapo perhatikan kualitas dan ketahanannya.
  4. Jangan berkecil hati jika hasil perahan pertama sangat sedikit. Hal tersebut berkaitan dengan keterampilan dan pembiasaan dalam memerah ASI. Jika sudah menguasai tekniknya dengan baik dan dapat memerah dengan benar, ASIP yang dihasilkan banyak. Ratarata yang sudah menguasai teknik memerah dengan benar dapat mengumpulkan ASI sebanyak 100-120 mL setiap kali memerah.
  5. Perahlah ASI 2-3 kali selama berada di tempat kerja agar produksinya tidak menurun, kosongkan gudang penyimpanan ASI agar produksinya terus berjalan.
  6. Condongkan badan ibu ke depan dan sanggah payudara dengan tangan.
  7. Letakkan ibu jari pada batas atas areola dan letakkan jari telunjuk pada batas bawah areola, sehingga kedua jari berhadapan.
  8. Tekan kedua jari ini (ibu jari dan telunjuk) ke dalam, ke arah dinding dada, tanpa menggeser posisi kedua jari tadi.
  9. Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada dalam sinus lactiferous.
  10. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali. Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk dengan cara diputar pada sisi-sisi lainnya (kedua jari tetap berhadapan).
  11. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan keluar dan terperah dari semua bagian payudara.
  12. Jangan menekan, memijat atau menarik puting, karena tidak akan mengeluarkan ASI dan malah membuat sakit.


B. PENYIMPANAN ASI

  1. ASI perah disimpan dalam lemari pendingin atau menggunakan portable cooler bag
  2. Untuk tempat penyimpanan ASI, berikan sedikit ruangan pada bagian atas wadah penyimpanan karena seperti kebanyakan cairan lain, ASI akan mengembang bila dibekukan.
  3. ASI perah segar dapat disimpan dalam tempat/wadah tertutup selama 6-8 jam pada suhu ruangan (26oC atau kurang). Jika lemari pendingin (4oC atau kurang) tersedia, ASI dapat disimpan di bagian yang paling dingin selama 3-5 hari, di freezer satu pintu selama 2 minggu, di freezer dua pintu selama 3 bulan dan di dalam deep freezer (-18oC atau kurang) selama 6 sampai 12 bulan.
  4. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI harus dibekukan.
  5. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dapat bertahan 4 jam atau kurang untuk minum berikutnya, selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin selama 24 jam tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
  6. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka yang cukup hangat atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4 jam atau sampai waktu minum berikutnya tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
  7. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.
  8. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI dengan perlahan untuk mencampur lemak yang telah mengapung.
  9. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum sampai selesai, kemudian sisanya dibuang.


C. PEMBERIAN ASI

  1. Petugas gizi mengambil ASI beku dalam freezer
  2. Petugas gizi meletakkan dalam pendingin kulkas sampai mencair
  3. Petugas gizi menyiapkan air hangat (suam-suam kuku ± 40°C) untuk menghangatkan ASI yang sudah mencair dengan cara memasukkan wadah ASI ke dalam wadah air suam-suam kuku (dirambang)
    a. ASI yang sudah dicairkan dikulkas hanya digunakan dalam waktu 24 jam
    b. ASI yang sudah dihangatkan, hanya boleh digunakan dalam waktu 4 jam saja
  4. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk mencairkan atau menghangatan ASI
  5. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI dengan perlahan untuk mencampur lemak yang telah mengapung.
  6. Petugas gizi menyajikan ASI
  7. ASI Perah yang sudah diminum bayi, sebaiknya diminum sampai selesai kemudian sisanya dibuang.

0 Komentar