Penyuluhan Kesehatan Ruang Kanthil - Diare

Penyuluhan Kesehatan Ruang Kanthil RSUD Banyumas: Kiat Mencegah Diare dan Pentingnya ASI Eksklusif
Penyuluhan Kesehatan Ruang Kanthil RSUD Banyumas: Kiat Mencegah Diare 

Banyumas – Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Unit Ruang Kanthil RSUD Banyumas mengadakan penyuluhan kesehatan dengan tema "Diare" pada Kamis, (19/09/2024), bertempat di Ruang Confrence Raung Kanthil RSUD Banyumas. Acara ini dihadiri oleh keluarga penunggu pasien, yang dengan antusias mengikuti jalannya penyuluhan.


Acara dibuka oleh Bryan Adiguna, AMK, yang bertindak sebagai moderator dan perawat di Ruang Kanthil. Materi disampaikan oleh Erna Wahyu Polsiatin, AMK, yang menjelaskan tentang pengertian diare, penyebabnya, dan cara efektif untuk mencegahnya.



Dalam penyuluhannya, Erna menjelaskan bahwa diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan tinja yang encer lebih dari tiga kali dalam sehari, yang dapat disertai dengan darah atau lendir. Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, bakteri, atau parasit, serta konsumsi makanan basi atau beracun. Gangguan penyerapan makanan, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan faktor psikologis seperti rasa takut dan cemas juga dapat memicu diare.


Penyebab Diare yang Umum Dijelaskan dalam Penyuluhan:

  1. Infeksi: Virus, bakteri, dan parasit.
  2. Makanan: Konsumsi makanan yang basi atau beracun.
  3. Gangguan Penyerapan Makanan: Masalah pada sistem pencernaan.
  4. Penurunan Kekebalan Tubuh.
  5. Psikologis: Rasa takut atau cemas yang berlebihan.


Cara Mencegah Diare yang Disarankan:

  1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
  2. Mencuci tangan dengan benar sebelum makan dan setelah buang air besar.
  3. Membuang tinja dengan cara yang benar untuk mencegah kontaminasi lingkungan.
  4. Menghindari makanan yang tidak higienis atau sembarangan.
  5. Menggunakan air bersih yang aman untuk dikonsumsi.
  6. Memperkuat daya tahan tubuh dengan makanan bergizi, pemberian ASI hingga usia 2 tahun, serta imunisasi yang tepat.



Selama sesi tanya jawab, salah satu peserta bertanya apakah air kelapa hijau dapat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare pada anak-anak?. Erna menjawab bahwa meskipun air kelapa hijau dapat membantu, penggunaan oralit tetap lebih direkomendasikan karena lebih terukur dalam memenuhi kebutuhan cairan anak yang terkena diare. Ia menjelaskan bahwa anak di bawah satu tahun disarankan diberi 50-100 ml oralit setiap kali buang air besar, dengan batas maksimal dua bungkus per hari. Sementara untuk anak di atas satu tahun, dosisnya 100-200 ml setiap kali buang air besar, dengan batas maksimal 3-5 bungkus per hari.




Penyuluhan ini diikuti dengan penuh antusias oleh peserta. Diskusi berjalan intens, terutama mengenai cara efektif mencegah diare di lingkungan rumah dan pentingnya kebersihan dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Acara penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang memberikan pemahaman lebih mendalam kepada peserta mengenai perawatan diare dan pentingnya menjaga kesehatan keluarga.


Acara berlangsung lancar, dengan harapan bahwa keluarga pasien dapat menerapkan informasi yang didapat untuk menjaga kesehatan mereka dan mencegah kasus diare, terutama pada anak-anak.

0 Komentar