Banyumas - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit menular, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Instalasi Thalassemia RSUD Banyumas menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan tema Leptospirosis pada hari Rabu (23/04/2025). Kegiatan ini diikuti oleh keluarga pasien.
Penyuluhan ini menghadirkan narasumber Sri Lestari, S.Kep., Ns., yang menyampaikan penjelasan komprehensif mengenai leptospirosis — penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini dapat menular melalui kontak dengan urin atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.
“Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti lecet maupun luka besar, serta melalui selaput lendir di mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan,” jelas Sri Lestari.
Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain :
- Demam tinggi dan menggigil
- Sakit kepala
- Mual, muntah, dan tidak nafsu makan
- Diare
- Mata merah
- Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah
- Sakit perut
- Bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi leptospirosis, yaitu:
- Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata, saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira
- Tidak berendam atau berenang di air danau, sungai, atau kubangan
- Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya
- Mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah kontak dengan hewan
- Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum mengolahnya
- Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus
- Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan dan ternak
Penyuluhan berlangsung interaktif, dengan peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar penularan dan pencegahan leptospirosis. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya edukatif rutin yang dilakukan oleh Tim PKRS RSUD Banyumas untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan.
“Dengan edukasi seperti ini, kami berharap masyarakat lebih waspada terhadap leptospirosis dan mampu menerapkan langkah-langkah pencegahan di kehidupan sehari-hari,” tutup Sri Lestari.
0 Komentar