Banyumas - Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Ruang Bima menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan dengan tema "Peran Penting Keluarga dalam Mendampingi Pasien Halusinasi", pada hari Sabtu (19/04/2025). Kegiatan ini ditujukan kepada keluarga pasien dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan keluarga dalam proses perawatan pasien yang mengalami halusinasi.
Penyuluhan yang berlangsung dengan antusias ini menghadirkan narasumber Tanti Suprapti, S.Kep., Ns., yang menjelaskan bahwa halusinasi merupakan perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal, yang disertai dengan respon berlebihan, berkurang, atau bahkan terdistorsi. Dalam kondisi ini, pasien bisa saja mengalami berbagai gangguan dalam berperilaku maupun berinteraksi sosial.
Tanti juga memaparkan tanda dan gejala halusinasi yang dibagi dalam empat tahap, mulai dari tahap ringan hingga tahap berat :
- Tahap I: Halusinasi masih bersifat menyenangkan, dengan gejala seperti menyeringai sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, atau respon verbal yang lambat.
- Tahap II: Halusinasi mulai bersifat menyalahkan, dan pasien menunjukkan gejala ansietas berat, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
- Tahap III: Halusinasi mulai mengendalikan perilaku pasien. Pasien cenderung mengikuti petunjuk dari halusinasinya, sulit berinteraksi, dan mengalami gejala fisik seperti tremor atau keringat berlebih.
- Tahap IV: Halusinasi menjadi kompleks dan sering berkaitan dengan delusi, dengan kemungkinan munculnya perilaku menyerang atau menarik diri secara ekstrem.
Lebih lanjut, Tanti menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi pasien yang mengalami halusinasi. Dukungan emosional dari keluarga dapat menjadi salah satu faktor penting dalam proses penyembuhan. Keluarga diharapkan mampu:
-
Memberikan dukungan emosional yang konsisten.
-
Membantu pasien memahami bahwa halusinasinya bukanlah kenyataan.
-
Mendampingi pasien dalam mengelola stres.
-
Menemani saat beraktivitas untuk mencegah isolasi sosial.
-
Mengingatkan dan membantu pasien untuk minum obat secara teratur sesuai anjuran tenaga medis.
Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan keluarga tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga menjadi mitra aktif dalam proses pemulihan pasien dengan gangguan persepsi seperti halusinasi.
0 Komentar